Makassar Buserterkini com.
Di tengah hiruk pikuk dan padatnya pembangunan kota Makassar, ruang terbuka hijau (RTH) seringkali luput dari perhatian, berubah menjadi area yang tidak terawat atau minim fungsi. Namun, di Kecamatan Rappocini, angin segar perubahan kini berhembus kencang.
Camat Rappocini, M. Aminuddin S.Sos., M.AP., dikenal sebagai pemimpin yang proaktif dan memiliki visi pembangunan berbasis lingkungan. Beliau secara resmi mengumumkan rencana strategis besar: sebuah gerakan masif untuk merevitalisasi dan membenahi seluruh taman yang ada di wilayah Rappocini. Bukan sekadar membersihkan, namun ini adalah upaya menyeluruh untuk menjadikan taman sebagai jantung komunitas dan wajah Kecamatan yang lebih indah.
Taman Sebagai Indikator Kualitas Hidup
Bagi Camat Aminuddin, taman bukanlah sekadar lahan kosong yang ditumbuhi pepohonan. Taman adalah barometernya kualitas hidup masyarakat urban.
Kami melihat potensi besar di taman-taman Rappocini. Saat ini, beberapa di antaranya kurang terawat, bahkan cenderung menjadi tempat yang kurang aman atau nyaman untuk dikunjungi keluarga,” ujar M. Aminuddin. “Rencana kami adalah mengubah stigma itu. Kami ingin Rappocini dikenal sebagai Kecamatan yang memiliki oase hijau yang fungsional, estetis, dan yang paling penting, menjadi ruang interaksi sosial yang sehat bagi warga.”
Rencana pembenahan ini didorong oleh filosofi bahwa ruang publik yang terawat akan meningkatkan kebahagiaan warga (urban happiness) sekaligus mengurangi potensi permasalahan sosial, seperti vandalisme dan penumpukan sampah liar.
Pilar-Pilar Revitalisasi Taman Rappocini
Program yang diusung oleh Camat Aminuddin ini memiliki fokus yang jelas, mencakup tiga pilar utama:
1. Estetika dan Fungsionalitas
Revitalisasi tidak hanya mencakup penanaman kembali flora. Tim Kecamatan akan fokus pada perbaikan infrastruktur keras, seperti:
Penerangan yang Memadai: Memasang lampu-lampu taman yang artistik dan fungsional untuk memastikan taman aman digunakan hingga malam hari, sekaligus meningkatkan pencegahan kriminalitas.
Fasilitas Ramah Anak dan Lansia: Memperbaiki dan menambah peralatan bermain yang aman (playground) serta menyediakan bangku-bangku taman yang nyaman dan jalan setapak yang ramah bagi penyandang disabilitas dan lansia.
Identitas Lokal: Memasukkan elemen desain lokal Makassar/Rappocini dalam tata ruang taman, sehingga setiap taman memiliki karakter unik.
2. Keterlibatan Masyarakat (Gotong Royong Berkelanjutan)
M. Aminuddin menyadari bahwa pembenahan tidak akan bertahan lama tanpa rasa kepemilikan dari warga. Oleh karena itu, gerakan ini akan melibatkan kolaborasi erat dengan Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT), dan kelompok pemuda setempat.
“Kami akan menggelar program ‘Adopsi Taman’ di mana komunitas di sekitar taman bertanggung jawab atas kebersihan dan perawatan harian, didukung penuh oleh pihak Kecamatan. Ini adalah gerakan gotong royong yang berkelanjutan,” tegasnya.
3. Penataan Drainase dan Irigasi
Salah satu masalah utama di taman adalah genangan air dan kurangnya sistem irigasi yang baik untuk tanaman. Dalam rencana Camat, perbaikan drainase menjadi prioritas utama untuk menjaga ekosistem taman tetap sehat, terutama saat musim hujan.
Dampak Jangka Panjang: Rappocini yang Lebih Lestari
Dengan komitmen penuh dari Camat Rappocini M. Aminuddin, pembenahan taman ini dipandang sebagai investasi jangka panjang bagi masa depan wilayah.
Taman yang bersih dan indah tidak hanya meningkatkan daya tarik estetika Rappocini, tetapi juga berfungsi sebagai paru-paru kota yang menyediakan udara lebih segar, serta menjadi lokasi edukasi lingkungan bagi anak-anak sekolah.
Langkah brilian Camat Aminuddin ini bukan hanya sekadar janji politik, melainkan sebuah aksi nyata menuju terciptanya Rappocini sebagai kawasan urban yang hijau, lestari, dan manusiawi. Keberhasilan program ini kini sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah kecamatan dan partisipasi aktif seluruh warga Rappocini untuk menjaga dan merawat ‘oase hijau’ baru mereka.
(Arifuddin sikki)

