Makassar Buserterkini com.
Jeneponto, tanah kering yang seringkali merindukan tetesan air, menyambut Proyek Irigasi Kelara Karalloe dengan harapan setinggi langit. Infrastruktur ini digadang-gadang menjadi denyut nadi baru bagi pertanian lokal, menjanjikan sawah subur, panen melimpah, dan kesejahteraan bagi para petani yang selama ini berjuang melawan keterbatasan air. Namun, kini, bayang-bayang keraguan tebal menyelimuti harapan itu. Sebuah dugaan serius mencuat: proyek vital ini diduga menggunakan material tidak berkualitas.
Kabar yang dilansir oleh Makassar Buserterkini.com menguak kekhawatiran yang mendalam. Jika dugaan ini benar, maka apa yang seharusnya menjadi solusi jangka panjang bagi Jeneponto bisa berubah menjadi masalah kronis yang membuang-buang anggaran negara dan mengkhianati kepercayaan masyarakat.
Mengapa Kualitas Material Penting?
Irigasi adalah tulang punggung pertanian modern, terutama di daerah semi-kering seperti Jeneponto. Proyek Kelara Karalloe melibatkan pembangunan saluran air, bendungan kecil, atau sistem distribusi yang dirancang untuk bertahan puluhan tahun. Penggunaan material yang tidak berkualitas, entah itu beton yang tidak memenuhi standar kekuatan, pipa yang mudah retak, atau bahan pelapis yang cepat terkikis, akan membawa konsekuensi yang mengerikan:
Kerusakan Dini dan Biaya Perbaikan Berulang: Struktur yang dibangun dengan material buruk akan rentan terhadap kerusakan sejak awal. Saluran mudah bocor, dinding retak, dan bendungan tidak berfungsi optimal. Ini berarti proyek yang baru selesai harus segera diperbaiki, menghabiskan anggaran tambahan yang seharusnya bisa dialokasikan untuk pembangunan lain.
Kegagalan Distribusi Air: Tujuan utama irigasi adalah mengalirkan air secara efisien ke lahan pertanian. Material yang buruk bisa menyebabkan kebocoran masif, menghambat aliran air, atau bahkan menyebabkan runtuhnya sebagian sistem. Akibatnya, air tidak sampai ke sawah petani, membuat proyek ini mubazir.
Ancaman Ketahanan Pangan: Jika petani tidak mendapatkan pasokan air yang memadai dan stabil, hasil panen akan anjlok. Ini secara langsung mengancam ketahanan pangan lokal dan nasional, serta memperburuk kondisi ekonomi para petani yang sangat bergantung pada sektor pertanian.
Hilangnya Kepercayaan Publik: Milyaran rupiah anggaran negara diinvestasikan untuk proyek-proyek seperti ini. Jika hasilnya mengecewakan karena praktik curang, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan proses pengadaan barang dan jasa akan terkikis. Ini bisa memicu apatisme dan kemarahan publik.
Potensi Bencana: Dalam kasus struktur besar seperti bendungan atau saluran utama, penggunaan material di bawah standar bahkan bisa berujung pada kegagalan struktural yang berbahaya, mengancam keselamatan jiwa dan harta benda masyarakat sekitar.
Seruan Akuntabilitas dan Pengawasan Ketat
Dugaan penggunaan material tidak berkualitas di Proyek Irigasi Kelara Karalloe di Jeneponto ini harus segera ditindaklanjuti dengan serius. Pihak-pihak terkait, mulai dari kontraktor pelaksana, konsultan pengawas, hingga dinas terkait di pemerintahan daerah, harus dimintai pertanggungjawaban.
Penyelidikan mendalam diperlukan untuk memastikan kebenaran dugaan ini. Jika terbukti ada kecurangan, sanksi tegas harus dijatuhkan kepada semua pihak yang terlibat, demi menegakkan hukum dan memberikan efek jera. Transparansi dalam setiap tahapan proyek, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan dan pengawasan, adalah kunci untuk mencegah terulangnya kasus serupa.
Proyek Irigasi Kelara Karalloe adalah harapan terakhir bagi banyak petani di Jeneponto. Jangan sampai harapan itu luntur karena ulah segelintir oknum yang mementingkan keuntungan pribadi di atas kepentingan rakyat. Sudah saatnya pengawasan di lapangan diperketat, kualitas material diperiksa secara berkala, dan setiap rupiah anggaran negara dibelanjakan dengan integritas penuh. Demi Jeneponto yang lebih makmur, demi martabat para petaninya.
(Direktur Arifuddin sikki)

